detikcom - Bielefeld (Jerman), Berita kejatuhan nilai saham RedHat di Nasdaq yang sempat dimuat di detikcom tempo hari cukup membuat kaget banyak pihak. Bahkan beberapa orang melalui e-mail kepada penulis bertanya; apakah ini akhir era bisnis Linux? apakah benar bisnis model open source ini hanyalah trend musiman? bentuk lain dari dotcomers? apakah bisnis model open source hanyalah sekedar tesis tanpa bukti nyata? bagaimana nasib Linux di masa depan? Artikel ini bermaksud untuk memberikan sudut pandang yang berbeda dan mencoba melengkapi berita Nilai Saham RedHat Ambruk, Bisnis Open Source Tidak Mungkin? http://www.detik.com/net/2000/12/05/2000125-060648.shtml pada Selasa (5/12/2000).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada berita tersebut, antara lain fluktuasi saham RedHat. Fluktuasi harga saham adalah hal yang biasa dan belum tentu menampilkan kinerja asli dari perusahaan tersebut. Seringkali bisa disebabkan oleh sentimen pasar, atau kondisi pasar global saat itu. Hal ini dibahas secara lebih komprehensif pada situs
Saat memasuki IPO di Nasdaq, RedHat menjual sahamnya dengan harga USD 14 per lembar dan sempat melambung hingga USD 151 per lembar dan kini mencapai sekitar USD 5-6. Memang itu terjadi di satu tahun berbarengan dengan boom-nya bisnis dotcom dan bisnis high tech lainnya. Jadi perubahan harga ini juga akibat pasar secara global. Hingga bisa dikatakan faktor overvalue lebih berperan dalam hal ini. Runtuhnya beberapa saham dotcom menyebabkan juga runtuhnya kepada para pemain baru di bidang TI. Ini juga menyebabkan pada turunnya harga saham RedHat.
Sedangkan mengenai informasi penutupan kantor cabang RedHat, sebetulnya RedHat dalam minggu-minggu ini memutuskan untuk menutup 3 kantor cabangnya, di San Fransisco, Newberry (Inggris), dan Cagnes (Perancis). Kantor ini tadinya adalah milik perusahaan yang diakuisi oleh RedHat. Penutupan kantor ini sebetulnya akibat redundasi dan tidak diakibatkan oleh kondisi keuangan RedHat karena saat ini mereka masih memiliki cash sekitar USD 320 juta
0 Komentar