Ibu kota Finlandia, Helsinki, beberapa hari kemarin menjadi tuan rumah dari ajang turnamen Clash Royale yang diadakan secara resmi oleh Supercell. Meskipun ini bukanlah turnamen Clash Royale yang pertama di dunia (predikat turnamen perdana diraih oleh Clash Invitational 2016), namun acara bertajuk Clash Royale Helsinki Tournament 2016 ini menghadirkan kemeriahan yang tak kalah seru dibandingkan Clash Invitational 2016 di Cina.
Turnamen Clash Royale berjalan cukup unik karena melibatkan sedikitnya dua ratus kontestan awal yang berebut posisi dalam bracket delapan besar Helsinki Tournament. Seluruh peserta dari turnamen ini merupakan perwakilan beberapa klan asal Eropa yang mendaftarkan diri untuk berlaga dalam sebuah studio yang telah dipersiapkan Supercell.
Agar bisa masuk ke dalam delapan besar, seluruh peserta berlomba-lomba mengoleksi trofi sebanyak mungkin dalam kurun waktu satu setengah jam saja. Delapan pemain terbaik kemudian dipilih untuk berlaga di atas panggung yang sangat keren, dengan latar arena Clash Royale yang berubah-ubah, mulai dari P.E.K.K.A. Playground, Builder Workshop, hingga Legendary Arena.
Dari rekaman video yang diunggah dalam channel YouTube resmi Clash Royale, tampak pertandingan Helsinki Tournament 2016 berjalan sangat seru dan penuh dengan kejutan strategi tak terduga. Hal ini disebabkan karena susunan deck dari masing-masing pemain sama sekali tidak diperlihatkan kepada penonton sehingga semua orang baru bisa membaca strategi para peserta ketika pertandingan berjalan.
Setelah melalui babak penyisihan dan semi final berjalan selama lebih dari tiga setengah jam, akhirnya terpilihlah Jason, perwakilan dari Finland Assault yang keluar sebagai juara pertama Clash Royale Helsinki Tournamen 2016.
Jason sukses menyingkirkan lawan-lawannya berkat kombinasi deck yang cukup efektif, antara penggunaan Elixir Collector, kartu sihir es, dan beragam pasukan kelas menengah seperti Minions Horde, Barbarian, Giant, Hog Rider, dan lain-lain. Sebagai pemenang pertama Clash Royale Helsinki Tournament 2016, Jason berhak membawa pulang uang tunai sebesar€10.000 atau sekitar Rp 148 juta.
Terlepas dari turnamen Clash Royale Helsinki 2016, sebagai pihak penyelenggara sekaligus kreator dari Clash Royale, Supercell tampaknya memiliki rencana jangka panjang untuk mengikutsertakan game andalan mereka ke dalam ranah gaming kompetitif. Hal tersebut tampak dari rencana penerapan fitur pelarangan kartu (banning) dalam pertandingan friendly match, serta opsi untuk melihat pertandingan teman secara real time dalam update untuk Clash Royale berikutnya.
Lewat keberadaan update tersebut, harapan saya ke depannya akan ada banyak turnamen Clash Royale bermunculan, baik itu dari pihak Supercell sendiri maupun dari penyelenggara lokal. Dengan semakin seringnya diadakan turnamen game mobile maka semakin potensial pula masa depan dunia gaming kompetitif pada platform ini, dan ini tentunya merupakan berita yang sangat positif.
Sumber : https://id.techinasia.com
0 Komentar