Ulasan Film : Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Ulasan Film: 'Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212'

Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 adalah film action fantasy yang cukup menghibur dari berbagai aspek. Aspek komedi, adegan laga dan efek visual digarap dengan baik oleh Lifelike Pictures yang bekerja sama dengan Fox International Production, meski ada sedikit kekurangan. Film yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko ini diadaptasi dari seri novel Wiro Sableng karya Bastian Tito. Kisah pendekar ini sempat dibuat film pada era 1980-an dan sinetron pada 1990-an. Dalam sederet karya tersebut, Wiro Sableng dikenal dengan karakter yang jenaka. Dari awal sampai akhir, terlihat karakter jenaka Wiro Sableng (Vino Bastian) menjadi senjata utama aspek komedi dalam film versi 2018 ini. Sheila Timothy selaku produser bersama Tumpal Tampubolon dan Seno Gumira Ajidarma yang berperan menulis naskah menyisipkan banyak adegan komedi di tengah cerita yang cukup serius. 

Film ini sebenarnya mengisahkan perjalanan misi serius Wiro mencari murid pengkhianat Mahesa Birawa (Yayan Ruhiyan) atas perintah gurunya, Sinto Gendeng (Ruth Marini). Dalam perjalanannya, Wiro bertemu dengan Anggini (Sherina Munaf) dan Dewa Tuak (Andy /rif). 
Namanya juga Wiro Sableng, Vino sukses menampilkan aksi sableng alias gila nan mengocok perut kala menjalankan misinya. Aksi kocak Vino datang banyak dari ucapan dan dialognya, seperti ketika bertemu Anggini dan Dewa Tuak, atau kala menggoda Bidadari Angin Timur (Marsha Timothy) dengan gombalan 'receh' yang menggelitik penonton.Selain komedi, adegan laga yang menjadi sajian utama dalam film ini turut menghibur karena banyak menyajikan pertarungan jarak dekat yang menggunakan efek visual. Pemandangan seperti ini tentu sangat jarang terlihat di film-film Indonesia. Efek visual dikerjakan dengan baik dan tak kalah dengan film-film Hollywood. Salah satu adegan laga dengan efek visual terbaik adalah saat Wiro berhadapan dengan Kala Hijau (Gita Arifin). Efek visual terlihat rapi saat Kala dan Wiro mengeluarkan sejumlah jurus. Walaupun Wiro menjalankan misi serius, dari segi cerita, film ini memiliki kisah yang tak terlalu rumit. Sheila sebelumnya sempat mengatakan bahwa Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 adalah film yang menjelaskan asal usul Wiro.Lala, sapaan akrab Sheila, sendiri mengaku sudah membuat semesta Wiro Sableng sehingga mudah untuk dikembangkan. Bahkan, ia berencana membuat Wiro Sableng sebagai film trilogi.



Sayang, ada beberapa kekurangan dalam film ini seperti cela efek visual di beberapa adegan. Beberapa adegan terlihat tidak rapih, tak seperti efek visual laga yang memukau dengan beragam cahaya menakjubkan sebelumnya. Walau tergolong film yang mampu mengocok perut, sejumlah adegan juga 'garing' lantaran porsi dialog yang terlalu panjang. Namun sejumlah cela itu sebenarnya tak seberapa dibandingkan keseruan menonton film ini. Yang jelas, Sheila dan tim punya pekerjaan rumah sebelum memulai produksi sekuel bila benar-benar berniat membuat 'Wiro Sableng Universe'.
Terlepas dari distributor Hollywood yang digandeng, Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 sebenarnya patut jadi tolok ukur bahwa Indonesia mampu menggarap film dengan efek visual yang baik, mengingat pengerjaan film ini sepenuhnya digarap oleh kreator lokal.


Sedikit beberan, jangan terlalu terburu-buru keluar dari bioskop kala film sudah usai. Sheila dan tim menyiapkan sesuatu yang masih berkaitan dengan 'Wiro Sableng Universe'. Film Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 dapat disaksikan mulai dari ini melalui jaringan Biskop 21, CGV Blitz dan Cinemaxxx. (end) 

Sumber  : https://www.cnnindonesia.com/

Posting Komentar

0 Komentar